Terduga teroris Dedi Sulistiantono ditembak mati tim Densus 88 karena melawan saat digerebek di kosannya, Tandes, Surabaya. Istri dan tiga anak Dedi turut diamankan dalam penyergapan tersebut. Salah seorang warga setempat, Khusen, mengungkapkan, Dedi sudah tidak menyekolahkan anaknya di sekolah umum sejak akhir tahun 2017. Namun ia tak tahu pasti alasan Dedi memutuskan hal tersebut. "Anaknya diputus sekolah sebelum tahun baru (2018). Alasannya mau dipondokkan," ungkap warga bernam Khusen di sekitar lokasi penggerebekan, Selasa (15/5) malam. Khusen yang sehari-hari berjualan minuman di dekat TKP, mengaku mendapat cerita itu langsung dari Dedi dan istrinya yang hampir setiap hari mampir ke warung kopinya. Tapi menurut pengamatannya, anak Dodi masih tinggal di rumah dan tak kunjung dibawa ke pesantren. "Tapi tidak dipondokkan dan masih tinggal di sini, karena alasannya tunggu sampai khatam," ucap Khusen. Menurut Khusen, Dedi adalah pria pendiam dan jarang bergaul. Bahkan setiap mampir ke warung kopinya, Dedi nyaris tidak pernah mengajaknya berbincang-bincang. Khusen lebih sering melihat istri Dedi, Suyanti dan ketiga anaknya keluar rumah. Di hari penggerebekan, anak bungsu Dedi bahkan sempat jajan di warung kopinya. "Anaknya yang paling kecil beli es teh dan kerupuk tadi siang," ucap Khusen. Dedi terpaksa ditembak mati polisi karena melawan dengan senjata tajam saat akan ditangkap. Di dalam kos Dedi, polisi menemukan sejumlah bom yang langsung dimusnahkan tak lama setelah Dedi tewas.
Terduga Teroris di Tandes Berhenti Sekolahkan Anaknya Sejak Akhir 2017
AGEN POKER ONLINE - Terduga teroris Dedi Sulistiantono ditembak mati tim Densus 88 karena melawan saat digerebek di kosannya, Tandes, Surabaya. Istri dan tiga anak Dedi turut diamankan dalam penyergapan tersebut.
Salah seorang warga setempat, Khusen, mengungkapkan, Dedi sudah tidak menyekolahkan anaknya di sekolah umum sejak akhir tahun 2017. Namun ia tak tahu pasti alasan Dedi memutuskan hal tersebut.
"Anaknya diputus sekolah sebelum tahun baru (2018). Alasannya mau dipondokkan," ungkap warga bernam Khusen di sekitar lokasi penggerebekan, Selasa (15/5) malam.
Khusen yang sehari-hari berjualan minuman di dekat TKP, mengaku mendapat cerita itu langsung dari Dedi dan istrinya yang hampir setiap hari mampir ke warung kopinya. Tapi menurut pengamatannya, anak Dodi masih tinggal di rumah dan tak kunjung dibawa ke pesantren.
AGEN POKER ONLINE - "Tapi tidak dipondokkan dan masih tinggal di sini, karena alasannya tunggu sampai khatam," ucap Khusen.
Menurut Khusen, Dedi adalah pria pendiam dan jarang bergaul. Bahkan setiap mampir ke warung kopinya, Dedi nyaris tidak pernah mengajaknya berbincang-bincang.
Khusen lebih sering melihat istri Dedi, Suyanti dan ketiga anaknya keluar rumah. Di hari penggerebekan, anak bungsu Dedi bahkan sempat jajan di warung kopinya.
"Anaknya yang paling kecil beli es teh dan kerupuk tadi siang," ucap Khusen.
Dedi terpaksa ditembak mati polisi karena melawan dengan senjata tajam saat akan ditangkap. Di dalam kos Dedi, polisi menemukan sejumlah bom yang langsung dimusnahkan tak lama setelah Dedi tewas.
POST BY AGEN POKER ONLINE
Comments
Post a Comment